Sudahkah Anda berjumpa dengan orang yang selalu bercerita tentang dirinya sendiri, mengklaim sebagai seorang marketer yang berbakat atau pembicara terkenal? Biasanya, dalam setiap kesempatan, dia hanya membahas segala hal mengenai aktivitasnya. Tetapi, walaupun dia berbicara sebanyak apapun, Anda tetap tidak mengenalinya. Akhirnya, Anda memutuskan untuk menanyakan sosok tersebut kepada orang lain. Jawaban mereka, sama seperti Anda, tidak ada satupun yang benar-benar mengenalnya, baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia maya.
Dengan kata lain, orang-orang mengenalnya hanya karena dia sendiri yang terus berbicara dan mempromosikan dirinya. Jika tidak demikian, tidak ada satupun orang yang mengenalnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pemanfaatan media sosial dengan tepat untuk membangun personal branding.
Tertarik ingin menggunakan jasa SEO kami? hubungi kami di WA: 089653357477
Namun seandainya dia menggunakan media sosial secara tepat, dia tidak perlu bersusah payah mempromosikan dirinya sendiri di segala tempat, malah orang lain akan dengan senang hati mencari tahu tentangnya. Audiens akan mengunjungi profil media sosialnya, membaca komentar dari orang lain mengenai dirinya, dan mencari sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan. Semakin mudah hal ini akan terjadi jika dia menerapkan konsep E-A-T dalam konten media sosialnya. Pengguna internet sangat menyukai jenis konten seperti ini, dan hal ini juga disukai oleh Google.
Lalu, bagaimana konsep E-A-T bekerja? Sama seperti saat Anda mempelajari teknik SEO dalam pembuatan konten untuk pertama kalinya, tentunya dibutuhkan waktu untuk mempelajarinya terlebih dahulu. Namun, seiring dengan waktu, Anda akan semakin terbiasa dan mahir dalam menjalankan strategi pemasaran menggunakan konten E-A-T.
Google juga melakukan adaptasi dan perubahan secara terus-menerus, menuju arah yang lebih baik, dengan tujuan menyediakan platform yang semakin matang untuk mengakses konten berkualitas yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat global. Hasilnya, seperti yang terlihat sekarang, keberhasilan Google mendorong para marketer untuk memperluas pemahaman mereka mengenai definisi konten berkualitas.
Pengetahuan yang Wajib Dimiliki oleh Marketer dan Influencer Mengenai Penerapan E-A-T dalam Bisnis Digital
1. Expertise atau Keahlian
Aspek pertama dan paling penting bagi seorang marketer atau influencer adalah menunjukkan keahlian mereka. Oleh karena itu, buatlah konten yang mengandung pengalaman dan pengetahuan Anda, yang relevan dengan bidang yang Anda tekuni. Selanjutnya, fokuslah untuk menjadi seorang pembuat konten terbaik yang menghasilkan konten yang unik dan berbeda. Ingatlah bahwa Anda tidak sendirian dalam bidang ini, karena pembuat konten lain juga melakukan hal yang sama.
Secara sederhana, jika Anda adalah sebuah merek dan ingin bekerja sama, tentu Anda tidak akan mencari seorang guru Biologi untuk menjelaskan tentang Matematika, bukan? Dengan kata lain, merek tentu tidak akan bekerja sama dengan marketer atau influencer yang sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan bidang usaha yang akan dipromosikan.
Ada tip menarik yang tidak boleh dilupakan, memiliki jumlah pengikut yang fantastis tidak menjamin bahwa seseorang adalah seorang ahli. Banyak merek yang terjebak dalam kesalahan ini dan mengakibatkan kegagalan total dalam kampanye pemasaran mereka. Mengapa memilih influencer dengan jutaan pengikut, jika mereka tidak mampu menunjukkan tingkat keahlian yang sesuai dengan merek Anda melalui konten yang mereka buat.
Jika Anda ingin kampanye pemasaran di media sosial dan digital Anda sukses, sangat penting untuk menemukan dan bekerja sama dengan marketer atau influencer yang benar-benar tahu apa yang harus dilakukan dengan produk Anda, sehingga mereka juga dapat membantu Anda menjangkau orang lain yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang produk dan layanan yang Anda tawarkan dalam bisnis Anda.
2. Authority atau Wewenang
Jadilah orang yang memiliki otoritas dan reputasi. Jangan sekadar mengandalkan jumlah pengikut yang banyak untuk bertindak semaumu. Juga, jangan karena memiliki jabatan tinggi dan kekayaan, kemudian bertindak sewenang-wenang. Pada kenyataannya, influencer dengan jumlah pengikut mikro dan nano justru memiliki kekuatan yang lebih besar dalam niche spesifik yang mereka tekuni dibandingkan dengan selebriti terkenal dengan jutaan pengikut.
Biasanya, para micro influencer menarik perhatian audiens mereka melalui kemampuan dan konten yang menarik, bukan hanya karena mereka adalah selebriti di dunia maya.
Sebagai contoh, jika merek Anda menjual fashion daur ulang, jangan sembarangan menggunakan jasa influencer yang fokus pada makanan. Sebaliknya, penting untuk mencari influencer di bidang fashion yang sesuai dengan produk yang ingin Anda promosikan.
3. Trustworthiness atau Dapat Dipercaya
Semakin lama, kepercayaan masyarakat terhadap influencer semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh banyaknya brand yang secara sembarangan memilih influencer untuk mempromosikan produk mereka, tanpa mempertimbangkan audiens yang tepat. Ditambah lagi, terkadang terjebak dengan jumlah pengikut yang besar namun ternyata sebagian besar adalah follower palsu atau bot. Akibatnya, citra brand di mata audiens dan influencer menjadi merosot.
Masyarakat menginginkan keaslian dan keasrian. Salah satunya adalah konten yang mereka temukan di akun media sosial yang mereka ikuti. Oleh karena itu, perlu lebih berusaha untuk menjadi influencer dan brand yang dapat bekerja sama untuk menciptakan konten promosi yang autentik.
Google menyukai E-A-T karena pengguna Google juga menyukainya. Oleh karena itu, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi influencer dan marketer untuk belajar dari Google. Selanjutnya, carilah mitra kerja yang tidak hanya dinilai dari jumlah pengikut di media sosial, tetapi juga memenuhi prinsip E-A-T tersebut.